ABOUT MECitizen Science Indonesia
Indonesia negara megadiversitas, surga bagi kehidupan, begitu besarnya keanekaragaman hayati yang dikandungnnya.
Namun, Indonesia juga memiliki daftar panjang spesies yang terancam kepunahan. Kalau pola pengelolaan SDA masih seperti sekarang ini, bisa jadi daftar itu akan semakin panjang. Dan pasti akan banyak yang segera menyusul Harimau Bali, yang telah punah tahun 60'an lalu. Bisa jadi juga banyak spesies yang belum sempat kita kenal akan punah. Fakta lain: jumnlah peneliti dan penelitian keanekaragaman hayati Indonesia masih terbatas. Inilah peluang bagi Anda untuk berpartisipasi, berperan serta - paling tidak membantu peneliti untuk mengumpulkan data. Syukur-syukur Anda punya inisiatif untuk memulai program baru. Data yang didapat sangat penting untuk upaya konservasi dan pengembangan ilmu. Inilah Pendekatan Citizen Science, yang dewasa ini marak diterapkan secara global . Situs ini akan membantu Anda untuk mendapatkan informasi program-program citizen science di Indonesia, yang menanti partisipasi Anda. Dan juga menyediakan informasi atau sumberdaya untuk membantu memulai program baru. |
Program CS di Indonesia
Belum banyak program penelitian di Indonesia yang menggunakan pendekatan CS. Berikut ini beberapa program CS yang mengundang partisipasi Anda:
1. Asia Waterbirds Census (AWC). AWA bisa dibilang program CS tertua di Indonesia, merupakan bagian dari International Waterbird Census (IWC) yang bersifat global. Kegiatan tahunan ini dilakukan setiap minggu ke-2 dan ke-3 Januari setiap tahunnya. AWS menjadi salah satu perangkat bagi upaya konservasi burung-air serta lahan basah sebagai habitatnya. Di Indonesia, kegiatan AWC telah dilaksanakan sejak awal pencanangannya pada tahun 1986, dan dikoordinir oleh Wetlands International Indonesia dan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Informasi lebih lanjut bisa dilihat di Wetland International |
Bagaimanakah profil pengamat burung Indonesia? Untuk menjawab pertanyaan ini saya melakukan survai pada para pengamat burung. Survei pertama saya lakukan saat ada even kompetisi pengamatan burung di TN Gunung Merapi tahu lalu (2016). Questioner sederhana dibagikan ke para peserta dan panitia. Sampel lumayan juga (n = 170), Dengan cara ini memang ribet, karena setelah itu harus entri data yang diperoleh dan analisis juga secara manual. Survei kedua saya lakukan untuk memperbaiki questioner yang pertama, dan metodenya pun secara online, dengan menggunakan fasilitas google forms. Sejauh ini baru 94 responden. Tolong ya, kalau Anda merasa pengamat burung atau peneliti atau fotografer dan belum isi , silahkan sisihkan waktu sebentar, paling 10 menit . Bukalah form ini. Terimakasih
|